RSS

Jumat, 21 Januari 2011

BERTEMU JODOH


Kronologis ketemu jodoh pada orang Jawa dahulu ,biasanya melalui cara yang disebut :
  1. Babat alas artinya membuka hutan untuk merintis membuat lahan. Dalam hal babat alas ini orangtua pemuda merintis seorang congkok untuk mengetahui apakah si gadis sudah mempunyai calon atau belum. 
  2. Istilah umumnya disebut nakokake artinya menanyakan kalau sang pemuda belum kenal dengan sang gadis, maka adanya upacara nontoni, Yaitu sang pemuda diajak keluarganya datang ke rumah sang gadis, pada saat pemuda pemuda itu diajak/ diberi kesempatan untuk nontoni sang gadis pilihan orang tuanya.
  3. Bila cocok artinya saling setuju, kemudian disusul dengan upacara nglamar atau meminang. Dalam upacara nglamar, keluarga pihak sang pemuda menyerahkan barang kepada pihak sang gadis sebagai peningset yang terdiri dari pakaian lengkap, dalam bahasa Jawanya sandangan sapangadek.
  4. Menjelang hari perkawinan diadakan upacara srah-srahan atau asok tukon yaitu pihak calon pengantin putra menyerahkan sejumlah hadiah perkawinan kepada keluarga pihak calon pengantin putri berupa hasil bumi, alat-alat rumah tangga, ternak dan kadang-kadang ditambah sejumlah uang.
  5. Kira-kira 7 hari (dulu 40 hari) sebelum hari pernikahan calon pengantin putri dipingit artinya tidak boleh keluar dari rumah dan tidak boleh bertemu dengan calon suaminya. Selama masa pingitan calon pengantin putri membersihkan diri dengan mandi kramas dan badannya diberi lulur.
  6. Sehari atau dua hari sebelum upacara akad nikah di rumah orangtua calon pengantin putri membuat tratag dan menghias rumah. Kesibukan tersebut biasanya juga dinamakan upacara pasang tarub
  7. Upacara siraman yaitu memandikan calon pengantin putri dengan kembang telon yaitu bunga mawar, melati dan kenanga dan selanjutnya disusul dengan upacara ngerik. Upacara ngerik yaitu membersihkan bulu-bulu rambut yang terdapat di dahi, kuduk, tengkuk dan di pipi.
  8. Setelah upacara ngerik, maka pada malam hari diadakan upacara malam Midodareni. Calon pengantin putra datang ke rumah pengantin putri dan selanjutnya calon pengantin putra menjalani upacara nyantri.
  9. Pada pagi harinya atau sore harinya dilangsungkan upacara ijab kabul yaitu meresmikan kedua insan antara pria dan wanita yang memadu kasih telah sah menjadi suami istri.
  10. Sehabis upacara ijab kabul dilangsungkan upacara panggih atau temon yaitu pengantin putra dan pengantin putri ditemukan yang berakhir duduk bersanding di pelaminan.
  11. Lima hari setelah akad nikah dan upacara panggih diadakan upacara sepasaran pengantin atau ngunduh mantu apabila disertai dengan pesta.

Rangkaian upacara adat pengantin Jawa secara kronologis diuraikan dari awal sampai akhir sebagai berikut :
1. Upacara siraman pengantin putra-putri
2. Upacara malam midodareni
3. Upacara akad nikah / ijab kabul
4. Upacara panggih / temu
5. Upacara resepsi
6. Upacara sesudah pernikahan

RANGKAIAN UPACARA SIRAMAN

Upacara Siraman Pengantin Putra-putri

Upacara siraman ini dilangsungkan sehari sebelum akad nikah (ijab kabul). Akad nikah dilangsungkan secara/menurut agama masing-masing dan hal ini tidak mempengaruhi jalannya upacara adat. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan pada upacara siraman adalah :
a) Siraman Pengantin Putri
• Pengantin putri pada upacara siraman sebaiknya mengenakan kain dengan motif Grompol yang dirangkapi dengan kain mori putih bersih sepanjang dua meter dan pengantin putri rambutnya terurai.
• Yang bertugas menyiram pengantin putri adalah :
Bapak dan Ibu pengantin putri, disusul Bapak dan Ibu pengantin putra, diteruskan oleh orang-orang tua serta keluarga yang dianggap telah pantas sebagai teladan. Siraman ini dilanjutkan dan diakhiri juru rias dan paling akhir adalah dilakukan oleh pengantin sendiri, sebaiknya pergunakan air hangat agar pengantin yang disirami tidak masuk angin.


b) Siraman Pengantin Putra
Urut-urutan upacara siraman pengantin putra adalah sama seperti sirama pengantin putri hanya yang menyiram pertama adalah Bapak pengantin putra.
Setelah upacara siraman pengantin selesai, maka pengantin putra ke tempat pemondokan yang tidak jauh dari tempat kediaman pengantin putri. Dalam hal ini pengantin putra belum diizinkan tinggal serumah dengan pengantin putri. Sedangkan pengantin putri setelah siraman berganti busana dengan busana kerik, yaitu pengantin putri akan dipotong rambut bagian depan pada dahi secara merata.

Step By Step Prosesi Siraman
  1. Calon pengantin yang mengenakan pasatan dan kain busana siraman dengan rambut yang terurai, dijemput oleh orangtuanya dan diantar ketempat upacara mereka diikuti oleh para pinisepuh serta pembawa pakaian yang membawa seperangkat kain yang terdiri dari sehelai motif grompol, sehelai kain motif nogosari serta perlengkapan berbusana lainnya yang ditaruh teratur pada baki kain beserta perlengkapannya itu nantinya dipergunakan setelah upacara selesai. Sesampai ditempat upacara,calon pengantin dipersilahkan duduk ditempat yang telah disediakan.
  2. Orangtua calon pengantin – ayah terlebih dahulu, kemudian ibu – mengawali menyiram atau megguyur calon pengantin dengan air bersih yang sudah ditaburi bunga siraman dan dimaksudkan dua kelapa hijau yang diikat sabut didalamnya. Sebelumnya boleh diawali dengan doa menurut agama atau kepercayaan masing-masing (doa tidak perlu diucapkan). Pada waktu mengguyur dapat disertai dengan memberi konyoh manca warna, serta londho merang, kemudian diakhiri dengan guyuran tiga kali di kepala. Sesudah itu disusul oleh pinisepuh. Tidak ada ketentuan mengenai jumlah orang yang memandikan . Makin banyak makin baik, asalkan jumlahnya ganjil, dengan juru paes yang muloni. Muloni dalam hal ini ada kaitannya dengan wulu atau wudlu, yaitu kegiatan membersihkan muka, tangan, dan kaki sebelum sembahyang.
  3. Juru paes atau petugas lainnya mengakhiri upacara ini dengan muloni. Caranya sebagai berikut:
  • Setelah juru paes mencuci rambut dan membersihkannya dengan tapis, sungguh-sungguh bersih, juru paes mengambil kendi yang berisi air sumber. Air dari kendi diguyurkan ke kepala calon pengantin tiga kali.
  • Kemudian, calon pengantin harus mengambil sikap tangan seperti kalau orang akan menyucikan diri sebelum sembahyang. Juru paes menuangkan air kendi ke tangan calon pengantin agar digunakan untuk berkumur sampai tiga kali.
  • Selanjutnya, air dituangkan lagi untuk membersihkan wajah, leher, dan terakhir kaki. Masing-masing juga tiga kali.
  • Setelah air kendi habis, juru paes mengucapkan kata-kata, Wis pecah pamore, sambil memecahkan kendi di depan calon pengantin.
Selanjutnya calon pengantin meneruskan mandi dan keluar dari tempat mandi dengan mengenakan kain motif grompol dan tutup badan kain nogosari. Didampingi orangtuanya, calon pengantin menuju kamar pengantin diikuti para pinisepuh.
Upacara Siraman ini berlaku baik untuk calon pengantin pria maupun wanita. Pelaksanaannya biasanya dirumah masing-masing. Jika Siraman calon pengantin pria dilaksanakan ditempat calon pengantin wanita, calon pengantin wanita yang lebih dahulu dari calon pengantin pria. Perlengkapan upacaranya cukup satu perangkat sebagaimana dipaparkan didepan. Tentu saja kain yang digunakan pada waktu mandi tidak sama, tetapi motifnya serupa.
   


UBORAMPE SIRAMAN



Upacara Siraman Siraman dari kata dasar siram (Jawa) yang berarti mandi. Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon pengantin yang mengandung arti membersihkan diri agar menjadi suci dan murni. Bahan-bahan untuk upacara siraman :

  • Kembang setaman secukupnya
  • Lima macam konyoh panca warna (penggosok badan yang terbuat dari beras kencur yang dikasih pewarna)
  • Dua butir kelapa hijau yang tua yang masih ada sabutnya.
  • Kendi atai klenting
  • Tikar ukuran ½ meter persegi
  • Mori putih ½ meter persegi
  • Daun-daun : kluwih, koro, awar-awar, turi, dadap srep, alang-alang
  • Dlingo bengle
  • Lima macam bangun tulak (kain putih yang ditepinnya diwarnai biru)
  • Satu macam yuyu sekandang ( kain lurik tenun berwarna coklat ada garis-garis benang kuning)
  • Satu macam pulo watu (kain lurik berwarna putih lorek hitam), 1 helai letrek (kain kuning), 1 helai jinggo (kain merah).
  • Sampo dari londo merang (air dari merang yang dibakar didalam jembangan dari tanah liat kemudian saat merangnya habis terbakar segera apinya disiram air, air ini dinamakan air londo)
  • Asem, santan kanil, 2meter persegi mori, 1 helai kain nogosari, 1 helai kain grompol, 1 helai kain semen, 1 helai kain sidomukti atau kain sidoasih
  • Sabun dan handuk.
Saat akan melaksanakan siraman ada petuah-petuah dan nasihat serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
  • Tumpeng robyong
  • Tumpeng gundul
  • Nasi asrep-asrepan
  • Jajan pasar, pisang raja 1 sisir, pisang pulut 1 sisir, 7 macam jenang
  • Empluk kecil (wadah dari tanah liat) yang diisi bumbu dapur dan sedikit beras
  • 1 butir telor ayam mentah
  • Juplak diisi minyak kelapa
  • 1 butir kelapa hijau tanpa sabut
  • Gula jawa 1 tangkep
  • 1 ekor ayam jantan
Untuk menjaga kesehatan calon pengantin supaya tidak kedinginan maka ditetapkan tujuh orang yang memandikan, tujuh sama dengan pitu ( Jawa ) yang berarti pitulung (Jawa) yang berarti pertolongan. Upacara siraman ini diakhiri oleh juru rias (pemaes) dengan memecah kendi dari tanah liat.

SEKAR WANGI COURSES

          LPK SEKAR WANGI COURSES adalah Lembaga Kursus yang bergerak dalam bidang pengantin khususnya tata upacara adat Siraman. LPK SEKAR WANGI COURSES memberikan pelatihan tata upacara adat siraman. Peserta kursus akan diberikan pelatihan tata upacara siraman dengan baik dan benar.

Paket I (Rp 450.000)

1. Pengantar Siraman                                 : 4 x 90 menit  
  •  Pengertian  Siraman
  •  Pengenalan Uborampe Siraman 
  •  Pengenalan Makna Simbol Siraman
2. Praktik Tata Upacara Siraman              : 3 x 180 menit
  • Menata Uborampe
  • Praktik Siraman dengan model
3. Ujian                                                        : 1 kali



Paket II (Rp 800.000)

1. Pengantar Siraman                                 : 4 x 90 menit 
  •  Pengertian  Siraman
  •  Pengenalan Uborampe Siraman 
  •  Pengenalan Makna Simbol Siraman
2. Praktek Tata Upacara Siraman             : 3 x 180 menit
  •  Menata Uborampe
  •  Praktik Siraman dengan model
3. Ujian  Praktik Siraman                           : 1 kali
4. Praktik Mendesain Tempat Siraman    : 5 x 180 menit
  • Mendesain  Tata Letak Uborampe
  • Mendesain Background
  • Mendesain Taman Siraman
5. Ujian Lengkap                                        : 1 kali

* Diskon khusus jika membawa teman. harga sudah termasuk perlengkapan siraman.
* Dibuka 2 kelas setiap hari :
  • Kelas Pagi   : Pukul 09.00 WIB
  • Kelas Sore  : Pukul 14.00 WIB 
Hari dapat menyesuaikan peserta Kursus


CP: Vya (085729988450)
Email: vya_happii@yahoo.co.id
Alamat: Jalan Kaliurang KM 9 no.74 RT 09 RW 32